Sumbawa Barat – Masyarakat mendesak aparat gabungan, TNI, Polri, dan Satpol PP, untuk bertindak tegas dalam menertibkan peredaran petasan selama bulan suci Ramadhan. Suara petasan yang mengganggu saat sholat Tarawih dan Subuh menjadi keluhan utama warga.
Selain mengganggu kekhusyukan ibadah, penggunaan petasan juga menimbulkan risiko keselamatan. Warga mengungkapkan kekhawatiran terhadap tindakan oknum yang melemparkan petasan saat berkendara di jalan raya, yang dapat membahayakan pengendara lain. Efek kejut dari suara ledakan bisa menyebabkan kecelakaan, luka bakar, bahkan berpotensi memicu serangan jantung yang berujung pada kematian.
Masyarakat Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) meminta aparat menindak tegas peredaran petasan yang semakin tak terkendali. Mereka berharap ada tindakan konkret berupa patroli rutin dan sterilisasi area ibadah agar umat Islam dapat menjalankan ibadah dengan tenang.
“Kami mohon aparat segera bertindak tegas. Selain meresahkan, suara petasan ini sangat mengganggu ibadah kami,” ujar seorang warga yang resah.
Tak hanya itu, penggunaan petasan juga kerap menjadi pemicu aksi tawuran di kalangan anak-anak yang emosinya tidak terkendali. Dendam akibat lemparan petasan sering berujung pada perkelahian yang berpotensi merugikan banyak pihak.
“Bahkan akibat petasan ini, sering terjadi tawuran antar anak-anak yang tidak bisa mengendalikan emosinya. Mereka saling dendam akibat petasan yang dilemparkan begitu saja,” tutup seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat juga mengusulkan agar aparat melakukan sistem piket secara bergilir di setiap masjid dan musholla selama waktu ibadah berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mencegah gangguan dan memastikan kenyamanan umat Islam dalam menjalankan ibadah Ramadhan.
Dengan adanya tindakan tegas dari pihak berwenang, diharapkan suasana Ramadhan dapat lebih kondusif dan penuh ketenangan bagi seluruh umat Muslim.(P1)
Komentar